Pertanyaan Tanya, Hakikat Tanya dan Hidup dalam Pertanyaan

Pertanyaan dengan Penuh Kenyataan tanda tanya

Hidup, mengapa kita hidup? Mengapa kita ada di dunia ini? Mengapa kita ada di bumi? Mengapa kita terlahir sebagai manusia? Mengapa harus menjadi manusia? Mengapa tidak terlahir sebagai hewan? Atau mengapa kita tidak hidup sebagai hewan? Mengapa kita mesti mejalani kehidupan ini dengan penuh aturan? Lalu kenapa kita tidak terlahir sebagai hewan? Mengapa pula kita harus lahir dari orang yang kita sebut Ibu dan menjadi anak dari seorang ayah? Kenapa kita tidak dilahirkan dari Rahim seorang ibu yang memiliki kehidupan yang sempurna dari segi materi, terpelajar, terhormat, atau anak dari ayah yang memiliki harta berlimpah, seorang raja, seorang dermawan, seorang yang kaya raya, seorang ayah yang alim, taat beribadah, atau ulama terhormat, atau seorang raja? Mengapa pula kita harus berjuang untuk kehidupan kita saat ini dan mempertahankan kehidupan saat ini untuk kehidupan masa depan, untuk apa semua ini? Apa maknanya? Siapa yang mengatur semua ini? Atau ini hanya siklus kehidupan yang biasa-biasa saja sebagaimana kelahiran, fase kehidupan, kematian, dan begitu seterusnya? Atau ini adalah sebuah perintah dari tuhan? Atau takdir yang telah ditentukan tuhan? Jika memang semua sudah ditakdirkan oleh tuhan dan tuhan tau apa saja yang akan terjadi maka apakah layak kita semua ini yang berada dalam kehidupan hanyalah sebuah permainan? Hanyalah kisah yang dibuat atau kisah yang kita buat sendiri ? Lalu kenapa anda harus bekerja? Kenapa anda harus mencari makanan? Kenapa anda mencari kerja? Kenapa anda harus memiliki rasa? Apakah itu rasa cinta, atau kan rasa benci? Karena jika semua ini sudah ditakdirkan mengapa pula anda harus kecewa apabila anda tak mampu menggapai keinginan atau impian anda? Mengapa harus mati-matian mengejar harta, kekayaan? Mengapa harus kerja keras untuk kesuksesan? Mengapa pula harus Frustasi, Stress Ketika anda ditolak oleh orang yang anda cintai? Mengapa anda harus kecewa dengan kemiskinan ilmu? Mengapa pula anda harus bersakit hati dan muak dengan kehidupan jika anda gagal? Mengapa Khawatir tidak mendapatkan jodoh? Mengapa khawatir menikah Ketika tua? Mengapa khawatir nikah terlalu muda? Mengapa orang tua khawatir anaknya menikah dengan orang yang menurutnya tidak tepat? Tolak ukur apa yang dipakai orang tua menilai calon pasangan anaknya? Mengapa orang tua takut terjadi sesuatu yang membahayakan anaknya? Mengapa, mengapa dan mengapa? Semuannya menjadi pertanyaan yang bisa dijawab dan bisa juga tidak terjawab, lalu mengapa kita masih bertanya dan menyimpan segudang pertanyaan? Mengapa sebagai anak sering tidak puas dengan keadaan orangtuanya? Mengapa ayah menginginkan anaknya sukses? Mengapa ibu menginginkan anaknya menjadi seseorang yang Tangguh? Mengapa anak berjuang keras untuk membanggakan kedua orantuanya? Mengapa kecewa jika tidak berhasil membanggakan kedua orangtua? Mengapa kita bersedih Ketika melihat ibu kecewa? Mengapa dan mengapa?

Bertanya Pasti & Jawaban Bertanya?

Semua Pertanyaan DIPASTIKAN ada Jawabannya, Pertanyaan yang tidak terjawab oleh seseorang bukan berarti Pertanyaan tersebut tidak ada jawabannya melainkan hanya ketidakmampuan orang tersebut untuk menyampaikannya dengan kata-kata, atau ketidakmampuannya untuk menjawab dalam bentuk tidakan, bahkan mungkin tidak terjawabnya sebuah pertanyaan hanyalah terbatas pada pengetahuannya untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Lalu, mengapa masih bingung atas pertanyaan yang tidak mampu dijawab? Mengapa pula tidak berusaha untuk mencari jawabannya? Mengapa harus berusaha untuk menjawab sebuah pertanyaan? Dalam kehidupan ini mengapa bisa muncuk pertanyaan? Mengapa?

Mengapa sebelum menikah anda memimpikan Rumah Tangga yang harmonis? Mengapa harus ada perasaan kecewa? Mengapa begitu sedihnya Ketika anda tau bahwa pasangan anda selingkuh? Mengapa harus ada rasa sedih? Mengapa perasaan Bahagia tercurahkan Ketika semuanya sesuai harapan? Mengapa harus ada rasa Bahagia? Mengapa begitu terharunya Ketika orang yang anda sayangi dan tidak anda sangka-sangka teah membanggakan anda? Mengapa harus ada rasa haru? Mengapa anda harus marah Ketika kepunyaan anda diambil oleh orang lain yang tidak berhak? Mengapa harus ada perasaan Marah? Mengapa harus ada rasa Emosi?

Mengapa ada Ambisi untuk berkuasa? Begitu kuatnya keinginan untuk mengatur? Mengapa ada manusia yang ingin diagungkan? Mengapa ingin dipandang Hebat? Mengapa butuh pengakuan dari orang lain? Mengapa ada Karyawan yang ingin naik Jabatannya? Mengapa ingin Naik Jabatan dengan menghalalkan segala Cara? Mengapa pula ada yang berprestasi kerja tapi jarang naik gaji atau jabatannya? Mengapa pula ada yang sukses karena kerja kerasnya? Mengapa sudah bekerja keras tidak juga sukses?

Apa  Maksud dari Rezeki? Apa dengan uang banyak sudah dijamin Bahagia? Bisaka Bahagia tanpa harus memiliki uang banyak? Bahagia dengan kesederhanaan dan kecukupan? Miskin belum tentu tidak Bahagia? Apakah dengan Kemiskinan sudah pasti hidup penuh dengan tidak kebahagiaan? Bahagia karna apa? Apa tolak ukur Bahagia? Mengapa bisa merasakan Bahagia dan juga sedih?

Mengapa harus mempunyai keturunan? Mengapa harus ada anak? Mengapa dalam Rumah Tangga menginginkan adanya anak? Bukankah ada juga segelintir mereka yang tidak menginginkan anak? Mengapa ada yang sangat ingin hamil? Sedangkan yang Lainnya ada yang tidak menginginkan kehamilan? Mengapa bersetubuh itu menimbulkan kenikmatan? Mengapa ada yang tidak menikmati persetubuhan? Mengapa orang yang belum menikah lebih bergairah dan sangat memiliki Hasrat untuk melakukan persetubuhan? Mengapa Hasrat persetubuhan tidak terasa nikmat lagi Ketika adanya kehadiran orang ketiga? Mengapa segala hubungan kekasih melampiaskan rasa cintanya dengan hubungan seks? Apa itu hubungan kelamin? Mengapa Pria punya Hasrat untuk berhubungan kelamin? Mengapa Wanita memiliki nafsu untuk disetubuhi? Bukankah Persetubuhan adalah Fasilitas kenikmatan yang disediakan bagi mereka yang telah sah? Mengapa ada yang menikmati persetubuhan diluar keabsahan? Salahkah mereka yang tidak ingin memiliki keturunan? Salahkah mereka yang hanya sekedar menikmati keabsahan persetubuhan? Salahkah mereka yang menikmati persetubuhan diluar keabsahan? Ketika seorang anak terlahir dilaur keabsahan dan kelak menjadi pemimpin sebuah Negeri, apakah seluruh kebijakannya juga tidak sah dikarenakan ia berasal dari ketidak absahan?

Mengapa Segelintir orang sangat ingin menjadi Pemimpin? Bukankah setiap orang adalah seorang pemimpin? Seorang lelaki identik sebagai Kepemimpinan yang bukan berarti seorang perempuan tidak memiliki jiwa kepemimpinan? Apa arti sederajat? Apapula maksud persamaan gender? Masihkah menuntut persamaan hak antara Pria dan Wanita? Mengapa banyak Wanita yang merasa sederajat dengan Pria? Bukankan derajat manusia semuanya sama? Ataukah ada yang lebih mulia diantara Pria dan Wanita? Apa Emansipasi Wanita? Mengapa Emansipasi Pria tidak dikedepankan? Apakah seorang Pria tidak pernah menjadi lebih rendah dari seorang Wanita? Apakah karena umumnya segala lini kehidupan didominasi Wanita? Bukankah Bumi ini relatif dipenuhi jumlah penduduk yang berjenis kelamin Wanita? Berapa banyak Wanita yang anda kenal? Berapa Pria dalam hidup anda yang pernah anda kenal? Berapa Pria yang pernah anda Cintai? Berapa pula Wanita yang bernah anda cintai? Berapa manusia yang telah anda sakiti hatinya? Berapa Pria yang pernah anda sakiti perasaannya? Berapa Wanita yang telah anda sayat hatinya hinga berdarah-darah dan tak terperi perasaannya? Mengapa anda bisa berlaku lembut terhadap orang yang anda senangi? Dan mengapa bisa pula berkata kasar kepada mereka orang yang anda cintai? Harusnya melihat waktu untuk berbuat baik kepada orang lain? Harusnya mendidik seseorang dengan cara memarahinya?

Ketika Pertanyaan menjadi Jawaban yang Penuh Tanda Tanya

Pertanyaan akan selalu dan selamanya menjadi pertanyaan jika anda tidak mencari jawabannya dan Jawaban tidak akan pernah menjadi sebuah Jawaban yang tepat jika anda tidak mengetahui makna dan kebenarannya serta pengaplikasiannya, karena Jawaban aka ada Ketika pertanyaan dilahirkan dan teruji dari pertanyaan itu sendiri, Jawaban tidak pernah berdiri sendiri tanpa sebuah atau beberapa Jawaban, tapi sebuah pertanyaan selalu dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada Jawaban, pertanyaan dapat hidup sendiri namun sebuah pertanyaan tidak akan pernah sempurnya tanpa adanya Jawaban.

Ketergantungan kita kepada orang lain merupakan suatu hal yang sudah seharusnya terjadi, karena manusia adalah makhluk social yang butuh bantuan orang lain, ketengantungan bukanlah ketidakmandirian seorang insan, melainkan penyempurnaan diri untuk saling menguatkan dan melengkapi dari insan yang serba kekurangan.

Mengapa anda sering kecewa? Karena anda bergantung pada oranglain dan berharap kepadanya, Ketika menggantungkan harapan kepada orang lain maka hal utama yang harus anda persiapkan adalah harus siap untuk kecewa dan sakit hati, selebihnya terserah anda.

Mengapa anda harus dilahirkan di Dunia ini? Untuk apa menjalankan kehidupan di Dunia ini? Apa tujuan Hidup? Untuk siapa Hidup ini? Akankah ada tujuan lain setelah tujuan pertama tercapai? Apa Tujuan yang pasti dalam kehidupan ini? Mengapa ada orang jahat dan ada orang baik? Mengapa ada manusia yang gemar membantu orang lain? Mengapa ada manusia yang kesenangannya membuat orang lain menjadi susah? Mengapa ada orang yang senang Ketika mengorbankan orang lain? Bahagiakah anda Ketika melihat orang lain menderita? Bagaimana perasaan anda apabila anda mendapatkan keuntungan dari penderitaan orang lain? Bisakah anda menari-nari sementara tepat dibawah kaki anda yag menjadi alas anda untuk berdiri dan menari adalah tubuh dari orang yang anda sayangi? Bisakah anda tega melihat ayah anda diperlakukan tidak baik oleh orang? dan sanggupkah anda melihat ibu anda dihina dan seketika ibu anda sangat bersedih? Mengapa kita mau berbahagia diatas penderitaan orang lain sementara kita tidak bersedia menderita dibawah bahagianya orang lain? Mengapa harus ada rasa ego? Mengapa ada kesulitan di muka bumi ini? Jika semua orang diberikan porsi yang sama rata, masikah ada kemampuan atau talenta di dunia ini? Masihkah kamu memiliki bakat? Masihkah ego mengunci hatimu untuk berbuat baik terhadap sesame? Masihkah superioritas sebagai pemimpin dirimu? Kenapa? Mengapa? Atau Karena apa? Bagaimana bisa? Apa dirimu tidak pernah berfikir? Tidakkah kita berfikir mengpa kitab isa bergerak? Apa yang membuat tangan kanan bergerak dan mengerjakan sesuatu yang fikiran kita perintahkan? Adakah dia adalah pikiran yang memerintahkan pergerakan diri ini? Atau ada yang lain yang maha menggerakkan semua ini? Apa takdir? Mengapa anda berfikir tentang takdir? Ketentuan? Semua sudah akan pasti berjalan sesuai ketentuan? Sesuai yang telah ditentukan? Mengapa masih Kembali lagi berfikir tentang suatu jalan yang pasti? Jalannya hanya satu? Tidakkah ada pilihan lain? Ketika kita menginginkan sesuatu dan berusaha menggapai keinginan tersebut, bukankah itu adalah impian yang dicitakan? Atau sesuatu yang sebenarnya telah ditentukan oleh fikiran sendiri sehingga membentuk semangat dorongan yang membuat diri pada akhirnya mampu untuk menggapai apa yang diimpikan semula? Benarkah Demikian?

Mengapa manusia tidak ada Puasnya? Mengapa tak pernah merasa cukup? Terlihat milik orang lain lebih sempurna dibanding milik sendiri? Mengapa hanya yang lebih menarik dan terlihat lebih baik membuat anda menjadi iri? Tahukah anda ada kesulitan lain dibalik kebahagiaan seseorang? Mengapa anda harus memiliki sesuatu (keinginan) yang tidak semestinya? Mengapa kita terlalu banyak melihat orang-orang diluar sana? Mengapa begitu pedulinya anda terhadap kehidupan orang lain (sosmed)? Mengapa tidak kita cukupkan diri kita dengan segala apa yang kita miliki saat ini? Tahukah bahwa sumber kesulitan adalah banyaknya keinginan? Bahagia adalah disaat kita tidak lagi mengharapkan apa-apa bukan? Ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan atau kita impikan maka kita menjadi kecewa? Lalu Ketika kita mendapatkan sesuatu yang orang lain belum tentu mendapatkan seperti  yang telah kita gapai, diri merasa special? Bahagia? Bangga? Pertanyakan kepada diri sendiri apa arti egois? Diri kita termasuk Egois atau tidak?

Mengapa dalam keadaan Natural kita bisa merasakan kantuk? Bukankah rasa sedih itu dirasakan Ketika sesuatu keadaan tidak sesuai kepada apa yang diharapkan? Samakah Kecewa dengan Sedih? Sedih dan Kecewa sama-sama perasaan yang tidak mengenakkan? Mengapa harus ada bosan? Apakah itu kebosanan? Apa sebenarnya tujuan mencintai? Apa juga makna sayang? Ketulusan itu berada dimana? Mengapa jatuh cinta? Mengapa membenci? Apakah harus dengan cinta? Apakah membenci akan membuat kebahagiaan? Apakah mencintai dapat menimbulkan kebencian? Mengapa harus berpaling hati? Mengapa jatuh cinta menjadi berpaling hati? Siapa pemilik hati? Siapa pemilik jiwa? Siapa pengendali raga? Siapa pengendali jiwa?

Mengapa ada seorang Penjilat? Haruskah bertindak kepada orang yang lebih kaya menjadi menjilat? Haruskan kepada atasan kerja hormat dan terkesan menjilat? Haruskan berpura-pura baik? Berpura-pura hormat? Mengapa kita tidak merata status sosial dan kemampuan ekonominya? Mengapa harus ada kaya dan miskin? Mengapa ada insan yang sombong dan rakus ingin kaya? Mengapa terlalu sulit untuk pembatasan bahwa kekayaan itu adalah secukupnya? Mengapa harus ada tenggang rasa? Mengapa? Karena Keberadaan akan kepercayaan Surga dan Nerak akita semua menjadi Patuh? Mengapa Surga dan Neraka tidak juga membuat orang takut untuk berbuat Jahat? Mengapa kita dikatakan meninggal Dunia? Kemana manusia Pergi setelah meninggal Dunia? Apakah ada alam lain selain Dunia? Jika ada, mengapa keberadaannya dirahasiakan dan misteri? Adakah bukti otentik yang bisa langsung tampak oleh manusia tentang keberadaan alam surga? Bukankah kesaksian Baginda Nabi Muhammad sudah sangat lebih dari cukup untuk menyatakan keberadaan surga? Dan Neraka?

Akankah kita Berfikir terhadap suatu eksistensi Pertanyaan yang senantiasa muncul didalam Fikiran kita Manusia? Bukankan Manusia dituntut untuk Berfikir? Sekarang, saat ini, seketika ini anda membaca seluruh tulisan ini apa yang anda Pikirkan? Segeralah Tulis apa yang anda Pikirkan, karena kelak Pikiran itu akan membantu anda dimasa depan, anda akan meresapi relung Pikir anda bahwa anda diciptakan untuk Bahagia, lalu ap aitu Bahagia? Bukankan Bahagia adalah suatu ketiadaan dari sesuatu, sehingga sesuatu itu menjadi hal atau imaji yang berefek akan ketenangan perasaan, tanpa pembebanan apapun juga? Hakikatnya Kebahagiaan adalah Ketiadaan Terhadap Sesuatu?

Kesimpulannya :

Seluruh kemampuan manusia didunia inipun dikumpulkan, tidak akan pernah terhenti bertanya meskipun telah menemukan suatu jawaban, tidak akan pernah usai bertanya walau sudah memiliki jawaban, manusia akan selalu mencari jawaban yang tepat, ketepatan akan jawaban itu bersifat relative, manusia hanya akan menganggap bahwa jawaban yang benar adalah jawaban yang mewakili sudut pandang dari dirinya sendiri, meskipun terlibat sangat kecil.

Maka dari itu, jika anda telah menyadari bahwa Manusia adalah Manusia, maka anda akan memahami bahwa Manusia butuh Manusia dan Manusia digerakkan oleh Tuhannya, Tugasnya adalah menyadari bahwa Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta yang Maha Agunglah yang memiliki kendali atasmu, diri anda tidak akan pernah luput sedetik bahkan sepermilliar detikpun tidak akan pernah lepas dari pantauan dan kendali Tuhan, Maha Besar Allah, Maha Suci Allah.

Itulah Esensi dari Kehidupan itu sendiri, mencari dan bertanya, terus berusaha memahami makna dari segala yang terjadi , apakah anda mengikuti Takdir ataukan anda sendiri yang menentukan jalan hidup anda? Jawabannya berada pada diri kita masing-masing.

Referensi :

  1. Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin. (Kitab tentang makna kehidupan dan tujuan hidup)
  2. Harari, Yuval Noah. Sapiens: A Brief History of Humankind. (Tentang evolusi manusia dan konsep eksistensi)
  3. Viktor E. Frankl. Man’s Search for Meaning. (Membahas pencarian makna hidup dari perspektif psikologi dan pengalaman hidup);
  4. Sartre, Jean-Paul. Existentialism Is a Humanism. (Filsafat eksistensialisme dan kebebasan manusia dalam menentukan hidupnya)

Comments

Popular posts from this blog

Tak diminta namun Berjanji, akibat janji menjadi Ekspektasi namun tak Terbukti : antara Menjijikkan atau Mengecewakan?

Untukmu (ANJING) : sebuah fakta falsafah